Minggu, 14 Agustus 2011

Semiotika SMS Palsu Meninggalnya KH Sahal Mahfud

Anda pernah mendapat SMS bahwa Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Sahal Mahfud meninggal dunia? Jangan langsung disebarkan SMS tersebut cari dahulu kebenaran informasinya, karena kabar wafat atau meninggalnya KH Sahal Mahfud meninggal adalah tidak benar. Demikian hasil kroscek dari situs Nu.or.id, Okezone, dan situs berita lainnya. Beliau KH Sahal Mahfudz sehat wal afiat. Berikut lengkapnya ….

“Tadi pagi ada kabar (beliau wafat), tapi setengah jam kemudian diralat,” ujar Ketua Lajnah Falakiah PBNU KH Ghozalie Masroeri kepada okezone di Jakarta, Minggu (7/8/2011).
Dari Kiai Ahyar, dia mendapat kabar Kiai Sahal Mahfudz dalam kondisi sehat setelah menjalani operasi hernia di RSI Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. “Beberapa hari yang lalu memang dirawat di RS karena kelelahan, setelah diperiksa ternyata ada penyakit hernianya. Jadi sekalian dioperasi. Tapi sekarang sudah sehat,” terangnya.

Makna kata Kondur Dalam bahasa Jawa

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kabar meninggalnya Kiai Sahal Mahfudz sempat beredar karena adanya pihak-pihak tertentu yang salah menafsirkan kata kondur. Dalam bahasa Jawa kata tersebut memang biasa diartikan pulang atau meninggal dunia, tergantung konteksnya.
Kiai Sahal Mahfudh sejak beberapa hari lalu memang dirawat di RS Margoyoso, Pati. Selanjutnya beredar informasi bahwa beliau telah kondur. Namun kondur yang dimaksud di sini adalah pulang dari rumah sakit ke rumah, bukan meninggal dunia. “Berita itu dari warga NU sendiri, tapi kemudian dikoreksi,” tandas Kiai Ghozalie.
Tetapi kesalahan memaknai kata kondur juga tidak bisa menjadi satu-satunya pijakan bahwa SMS tersebut berasal dari salah informasi. Kita coba lihat SMS berikut yang ada di situs resmi NU
Innalilaahi wa inna ilaihi roojiun,  sampun wafat dalu niki KH Sahal Mahfudh Kajen Pati, insyaallah dimakamake besok pagi… mohon kepada semuanya berkenan membacakan fatihah…semoga semua amal beliau diterima di sisi Allah n semoga diberikan pengganti oleh Allah…amien ya rabbal alamin ….

demikian bunyi SMS yang masuk pada pukul 07.19.21 wib. SMS tersebut begitu gamblang menyatakan wafatnya dan kapan akan dikuburkan, tentu bukan masalah memaknai kata kondur.

Sepenggal Analisis Bunyi SMS

Berdasar analisis sederhana tersebut, akan muncul banyak pertanyaan.
  1. Mengapa muncul sms salah tersebut?
  2. Mengapa ada orang sengaja menyebarkan SMS salah tersebut?
  3. Apa maksud penyebaran SMS salah tersebut?
Saya tidak akan jauh-jauh menelisik. Tapi mari kita bandingkan dengan beberapa sms senada. Teman saya dan saya sendiri pernah menerima SMS yang bunyinya aneh-aneh.
Contoh SMS lain:
  1. Bulan X adalah bulan mulya, seringlah shodaqoh …, kirimkan SMS ini ke 10 teman anda dan semoga Anda mendapat berkat, bila tidak Anda akan menerima musibah
  2. Doa x adalah doa mustajab, jangan dihapus sms ini, sebarkan ke 10 teman anda, bila tidak menghiraukannya Anda akan mendapat laknat.
Dan masih banyak lagi bentu-bentuk sms aneh yang pernah saya jumpai.
Kata-kata yang di masukkan memang kasar dan sarkas, seperti anda akan menerima musibah, anda akan mendapat laknat dll. Menggunakan tanda “musibah” “laknat” dalam konteks mitos, sebagai penanda ketiga (gayanya Yasraf Amir), memang sangat bersifat emosi, sehingga memudahkan orang untuk tunduk dan mengikuti perintah sms tersebut.
Dalam teknik bisnis, mungkinkah ini bisa berarti mendongkrak penjualan sms, semakin banyak yang memakai sms, akan semakin laku pulsa sms. Bisa dibayangkan dari 1 ke 10, 10 ke 100. Dalam satu hari saja penyebaran sms tersebut bisa berjuta-juta. Satu-satunya yang diuntungkan ya Operator Celluler, karena akan semakin banyak orang mengirimkan SMS. Tapi apakah ini motifnya? Wallahu a’lam. Secara pribadi saya tidak pernah menyebarkan ulang sms anjuran dan ancaman tersebut, mana ada dakwah dengan kata-kata kasar. Setahu saya, doa jelek kepada orang lain berarti doa jelek kepada diri sendiri.


Kisah Hikmah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar